Adalah kampung kelahiran saya, sebuah kabupaten yang termasuk dari wilayah DIY, wilayah paling luas diantara kabupaten2 lainnya tapi berpendapatan paling rendah diantara lainnya. Tapi itu dikarenakan masih banyak sumber daya alam yang belum dimanfaatkan. Dari sumber air bawah tanah yang melimpah, tanah yang sangat subut, angin laut yang bertiup kencang,batu kapur yang membentang luas, bahan aktif untuk radiasi nuklir, obyek wisata yang sangat indah, dan masih banyak lagi...
saya masih ingat waktu jama orde baru dulu, Gunugkidul punya slogan yaitu "Gunungkidul Handayani", kalo tidak salah artinya sbg brkt ;
- H - Hijau . Penghijaun harus terus dilakukan, karena penghijauan sebagai kunci dari pembangunan
- Aman . Suasana di gunungkidul harus senantiasa aman dan tenteram demi mewujudkan stabilitas nasional
- N - Normatif . Semua kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat senantiasa berpedoman dengan undang2 dab hukum yang berlaku demi mewujudkan masyarakat yang sadar terhadap hukum
- D - Dinamis . Dalam melaksanakan pembangunan, masyarakat dilandasi dengan penuh semangat jiwa dan tenaga, sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai keberhasilan
- Y - Yakin . Keyakinan sebagai modal dasar untuk melangkah dalam menjalankan program2 kerja, baik dalam bertindak ataupun dalam mengambil keputusan, sehingga permbangunan akan berhasil dengan baik dan lancar.
- A - Asah Asih Asuh . Dalam melaksanakan pembangunan, senantiasa mengembangkan sikap2 mendidik dengan penuh kasih sayang, membimbing dan memelihara supaya berkemampuan untuk menjadi mandiri.
- N - Nilai Tambah . Hasil dari setiap apa yang dilakukan diharapkan akan mempunyai nilai tambah yang nantinya akan menaikkan kesejahteraan masyarakat
- I - Indah. Keindahan Gunungkidul harus senantiasa dijaga, baik objek2 wisata, budaya, religi, dan sejarah. sehingga akan meningkatkan pendapatan daerah setempat.
Slogan diatas tidak akan mempunyai arti sama sekali kalau semua lapisan masyarakat dan aparat pemerintah tidak menghayati dan mengamalkan dengan setulus hati dan dengan penuh semangat. tak hanya masyarakatnya, tapi juga aparat pemerintah yang harus turut serta berperan aktif mempelopori pembangunan.
Tapi entah kenapa banyak generasi muda lebih senang untuk mengadu nasib ke ibukota atau kota2 besar lain ketimbang meneruskan pembangunan di kampung halamannya. Mungkin karena pemerintah belum maksimal untuk menyediakan lapangan kerja baru ? atau mungkin para gen. muda itu blm terbuka ide2nya untuk membuka usaha ? atau mungkin bahkan lebih tertarik untuk mendapatkan uang yang lebih singkat dengan pergi ke ibukota. termasuk kah saya diantara mereka ?
No comments:
Post a Comment